Suatu hari, Vira ngajak main #mendingmana. Salah satu pertanyaan adalah: #mendingmana gunung atau pantai?
Sebagai yang gak bisa berenang tentu saja saya memilih gunung HAHAHAHA.
Dan kemudian saya sadar, lah saya kan belum pernah naik gunung 😐
Beberapa hari kemudian saya iseng-iseng googling one day trip ke gunung yang gak sadis-sadis amat rutenya. Ketemulah suatu situs bernama Pikavia yang isinya kumpulan berbagai trip yang diadakan berbagai trip organizer.
Scroll atas bawah, ketemu penawaran Open Trip Kawan Setia To Exploring Kawah Galunggung + Kampung Naga + Candi Cangkuang (4-5 Maret 2016).
Hmm. Menarik.
Akhirnya saya mendaftar. Kemudian saya googling lagi berbagai tulisan tentang trip ke Galunggung di berbagai blog. Iya harusnya saya cari info dulu sebelum daftar ya. Kebalik ini.
Dan ternyata… untuk sampai ke bibir kawah, harus mendaki sekitar 620, ada juga yang bilang 640, anak tangga.
Sementara rekor tertinggi saya hanya 272 anak tangga di Batu Cave, Malaysia.
Mak. Sikilku.
Yah eniwei terlanjur daftar dan terlanjur kepengin juga. Berangkatlah saya dari Jakarta bersama 10 orang peserta lain yang belum pernah saya temui sama sekali. Sempet deg-degan takut gak bisa membaur. Eh ternyata mereka seru banget. Dari belum berangkat aja udah rame becanda-becanda ketawa-ketawa.
Perjalanan Jakarta menuju Kawasan Wisata Gunung Galunggung kurang lebih memakan waktu 8 jam. Kami berangkat jam 19.30 dari Cawang, tiba di Galunggung jam 03.30. Masih sepi hening. Kami rombongan pertama yang tiba hari itu.
Sempat sarapan pop mie dulu dan ngobrol-ngobrol sebelum kami memulai pendakian jam 05.00. Warung Kang Erus ini kata sang pemilik, Kang Erus, buka 24 jam tiap malam Jumat, malam Sabtu, dan malam Minggu. Sisanya dia hanya buka jam 08.00-17.30.
Kenapa malam Jumat? Ternyata banyak orang yang tirakatan dan atau melakukan ritual di masjid yang terlihat sangat terpencil tepat di pinggir kawah. Apalagi kalau malam 1 suro.
Keadaan masih gelap gulita, untungnya Rizki tour leader dari Kawan Setia Tour bawa senter, saya juga bawa headlamp (yang baru dibeli beberapa jam sebelum berangkat) seperti beberapa peserta lain sehingga kegelapan tidak terlalu mengganggu.
Tasikmalaya dari lereng Galunggung. Seperti galaksi sendiri
Now, the stairs. OH MY THE STAIRS. Sebenarnya tidak terlalu curam, dan ada besi pegangan kiri kanan jadi cukup aman. Tapi ya namanya tangga yah, saya menuruti saran Achie yang menerapkan ritme 20-20. Naik 20 langkah, berhenti 20 detik. Lumayan 20 detik bisa atur napas. Istirahat 20 detik saya tetap berdiri, kalau duduk gak yakin bakal mau lanjut lagi :)))
Ada 1 pit stop di setiap 160 anak tangga. Bukan saya yang ngitung, Rizki yang iseng. Jadi selama perjalanan ada 3 tempat istirahat sebelum akhirnya ke puncak.
Tiba di puncak, lutut lemas :)))
Saat langit mulai terang, masing-masing mulai bergerak cari spot foto-foto. And let me tell you, the climbing totally worth it. Pemandangannya luar biasa cantik. Beruntung sekali kami diberkahi langit cerah hari itu.
Kami hanya beredar di sekitar pinggiran kawah. Untuk ke kawah (yang berbentuk danau kehijauan) ada rute jalan pasir. Kami gak ke sana karena takut gak kekejar waktunya ke tujuan lain.
Perjalanan turun is another fight. Pemandangan langsung ke bawah bikin gemeteran apalagi kalau gak suka tempat tinggi seperti saya. Saya turun pelan-pelan dengan tangan tidak lepas dari besi pinggiran tangga. Beberapa kali istirahat, saya menghindari menatap langsung ke bawah. Ngeri T_T Saya fokus menatap anak tangga saja. Satu persatu akhirnya sampai juga.
Perjalanan ke Gunung Galunggung ditutup dengan sarapan di warung Kang Erus. Saya beli nasi putih, tempe orek, dan dua gorengan seharga Rp 7.000. Nikmat sekali disantap setelah turun naik tangga tadi.
Ini foto bareng setelah ngencengin betis di Galunggung:
Dari kiri ke kanan: Rizki, Rita, Pandu, Megi, Johan, Bella, Alya, saya, dan Achi.
Depan: Tasia.
Awesome people!
Buat yang mau cari info untuk perjalanan yang sama, bisa kontak Kawan Setia Tour di:
Instagram: kawan_setia_tour
Situs: kawansetiatour.com
FB Page: Kawan Setia Tour
Last but not least, ini foto favorit saya di sana. Semacam “bayaran” buat betis kaku karena naik tangga 🙂